Keseharian Mahasiswa IT: Antara Tugas, Pertemanan, dan Mencari Arah Hidup

Davin Alifianda Adytia/23-11-2025/006

Pembuka

Kehidupan kuliah sering terlihat sederhana dari luar: datang ke kelas, mengerjakan tugas, pulang, lalu ulangi besoknya. Tapi ketika menjalaninya sendiri, aku baru sadar bahwa kuliah bukan sekadar rutinitas — ini adalah masa penuh perubahan, tekanan, pertemanan, dan pencarian jati diri.
Ada hari yang terasa produktif, ada hari yang penuh kebingungan, dan ada hari ketika aku merasa semua beban datang bersamaan. Tapi justru perjalanan inilah yang membuat cerita perkuliahan begitu berarti.

img 20250726 wa0012

Rutinitas Harian yang Tidak Pernah Sama

Sebagai mahasiswa IT, rutinitasku selalu berubah-ubah.
Kadang kelas teori, kadang praktikum, kadang rapat organisasi, dan kadang lembur mengerjakan proyek.
Satu hal yang pasti: hari jarang sekali benar-benar santai.
Ada hari ketika aku bisa pulang cepat dan punya waktu untuk bersantai. Tapi ada juga hari ketika aku duduk berjam-jam di depan laptop hanya untuk menemukan bahwa masalahnya ternyata hanya satu baris kode. Ritme ini kadang melelahkan, tapi juga membuatku belajar untuk terus beradaptasi.

Peran Teman: Dari Diskusi Tugas Sampai Tempat Cerita

Salah satu hal yang membuat kehidupan kuliah terasa lebih ringan adalah teman-teman.
Mereka bukan hanya partner ngerjain tugas atau praktikum, tapi juga orang yang menemani saat:
bingung soal materi,
stress karena deadline,
takut presentasi,
atau tiba-tiba kehilangan motivasi.
Ada momen-momen kecil seperti nongkrong setelah kelas, makan bareng sebelum praktikum, atau sekadar bercanda di grup yang membuat perkuliahan tidak terasa sesulit itu.
Tanpa mereka, mungkin perjalanan kuliah terasa jauh lebih sunyi.

Belajar Menyeimbangkan Waktu

Salah satu tantangan terbesar dalam dunia perkuliahan adalah menyeimbangkan waktu.
Ada tiga hal yang seringkali harus berbagi tempat:
tugas kuliah,
organisasi,
dan kehidupan pribadi.
Kadang aku merasa semuanya saling tarik menarik: ketika fokus di organisasi, tugas menumpuk. Ketika fokus di tugas, relasi sosial terasa jauh. Ketika fokus ke diri sendiri, jadwal lain mulai berantakan.
Belajar menyeimbangkan semuanya membuatku menyadari pentingnya prioritas dan batasan.
Tidak bisa semua hal dimenangkan, tetapi setiap hari adalah latihan membuat keputusan.

Mencari Arah Hidup di Tengah Kesibukan

Yang sering orang tidak cerita adalah: kuliah bukan hanya tentang belajar, tapi juga tentang mencari arah hidup.
Di balik semua tugas dan rapat, aku sering bertanya pada diri sendiri:
Aku ingin jadi apa setelah lulus?
Skill apa yang harus aku bangun?
Apa yang benar-benar aku sukai?
Apakah aku memilih jurusan yang tepat?
Pertanyaan-pertanyaan ini tidak selalu langsung terjawab. Tapi justru proses mencarinya membuatku belajar memahami diriku sendiri: hal yang membuatku semangat, hal yang membuatku ragu, dan apa yang sebenarnya kuperjuangkan.

Saat Burnout Menghampiri

Tidak bisa dipungkiri, ada fase ketika semuanya terasa berat.
Tugas bertumpuk, deadline mepet, tidur berantakan, tekanan dari dalam dan luar datang bersamaan.
Burnout bukan hanya soal lelah fisik, tapi juga mental yang terasa jenuh.
Di masa seperti ini, aku belajar bahwa istirahat bukan tanda menyerah.
Kadang kita butuh menjauh sebentar:
pergi keluar,
tidur lebih lama,
mengurangi aktivitas,
atau sekadar menghabiskan waktu sendiri.
Setelah itu, biasanya aku kembali dengan pikiran yang lebih jernih.

Menghargai Hal-Hal Kecil

Di tengah kesibukan, aku mulai belajar menghargai hal-hal sederhana:
jalan pulang sore yang tenang,
tawa teman-teman,
kelas yang selesai lebih cepat,
tugas yang akhirnya kelar,
atau momen ketika aku bisa duduk sendiri sambil memikirkan masa depan.
Hal-hal kecil ini membuat hari-hari kuliah terasa lebih manusiawi.
Kadang kita terlalu sibuk mengejar sesuatu, sampai lupa menikmati perjalanan.

Refleksi: Masa Kuliah Bukan Hanya Tentang Nilai

Jika aku melihat perjalanan ini dari jauh, aku sadar bahwa:
nilai bukan segalanya,
IPK bukan satu-satunya ukuran keberhasilan,
dan kesibukan bukan tanda produktivitas.
Yang lebih penting adalah bagaimana aku tumbuh sebagai individu:
lebih dewasa,
lebih kuat mental,
lebih percaya diri,
dan lebih tahu apa yang ingin aku raih.
Kehidupan kuliah adalah cerita tentang pertumbuhan — perlahan, tidak sempurna, tapi nyata.

Penutup

Perjalanan kuliah mungkin penuh tekanan, tapi juga penuh cerita.
Ada tawa, ada lelah, ada kebingungan, ada kebanggaan. Semua itu menyatu menjadi pengalaman yang akan selalu aku ingat sebagai masa yang membentuk siapa diriku hari ini.
Terima kasih sudah membaca.
Semoga ceritaku bisa menemani perjalananmu juga, di fase kuliah atau fase hidup mana pun kamu berada.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *