Mengenal Dunia Perkuliahan: Awal Mula Perubahan Diriku

Davin Alifianda Adytia/23-11-2025/001

Pembuka

Ketika pertama kali masuk kuliah, aku berpikir semuanya akan berjalan seperti masa sekolah: belajar, mengerjakan tugas, lalu pulang. Namun memasuki dunia perkuliahan ternyata menjadi titik awal perubahan besar dalam hidupku—bukan hanya dalam hal kemampuan, tetapi juga cara pandang, kebiasaan, dan bagaimana aku memahami diriku sendiri.

Kuliah tidak sekadar tempat untuk memperoleh ilmu; ini adalah ruang baru tempat aku belajar beradaptasi, membangun relasi, menghadapi tekanan, dan menemukan versi diriku yang lebih dewasa.

fkbse

Memasuki Lingkungan Baru

Masuk ke Politeknik Negeri Semarang menjadi pengalaman yang penuh campuran antara antusias dan gugup. Lingkungannya terasa jauh lebih besar dan dinamis dibanding masa sekolah. Semua orang tampak sibuk dengan tujuan masing-masing, dan itu membuatku sadar bahwa aku harus cepat menyesuaikan diri.

Awal-awal kuliah dipenuhi momen canggung: mencari teman baru, belajar memahami pola dosen, mencoba ikut ritme pembelajaran vokasi yang intens, dan menyesuaikan jadwal harian yang lebih padat. Meskipun sederhana, proses adaptasi ini menjadi fondasi penting sebelum masuk ke fase-fase berikutnya.

screenshot 2025 11 23 223226

Kejutan sebagai Mahasiswa IT

Sebagai mahasiswa Teknik Informatika, ada realita yang harus aku hadapi lebih cepat dari yang kupikirkan. Mata kuliah yang berhubungan dengan logika, pemrograman, jaringan, dan data memberi kejutan tersendiri. Banyak hal terasa baru dan kadang membuat kepala pening.

Tugas pertama yang terlihat mudah pun bisa memakan waktu berjam-jam hanya karena satu baris error. Belum lagi momen ketika aku harus mulai memahami tools yang belum pernah kugunakan sebelumnya. Semua ini membuatku menyadari bahwa menjadi mahasiswa IT bukan sekadar “bisa komputer”, tapi tentang memecahkan masalah dari hal kecil sampai besar.

Di titik ini aku mulai belajar bahwa kesabaran dan ketekunan adalah dua hal yang tidak bisa ditawar.

Struggle Awal: Dari Culture Shock hingga Tugas Menumpuk

Awal perkuliahan penuh dengan struggle. Aku harus membiasakan diri dengan banyak hal.

Ada momen ketika aku merasa kewalahan dengan semuanya—takut ketinggalan materi, bingung mencari ritme belajar, sampai overthinking. Tapi dari situ aku mulai menemukan pola: setiap orang punya prosesnya sendiri, dan aku tidak harus menjadi yang paling cepat, asal tidak berhenti.

Masuk kuliah memaksaku belajar tentang hal-hal yang sebelumnya tidak terlalu kupedulikan: manajemen waktu, prioritas, dan konsistensi. Aku mulai membangun kebiasaan kecil seperti membuat jadwal, menyelesaikan tugas lebih awal, mencatat hal penting, dan belajar mengambil tanggung jawab atas pilihanku sendiri.

Pelan-pelan, aku juga mulai belajar soal mindset belajar: bahwa memahami lebih penting daripada menghafal, bahwa trial–error adalah bagian dari proses, dan bahwa tidak apa-apa meminta bantuan saat butuh.

Di fase ini, aku mulai merasa kuliah bukan lagi sekadar kewajiban, melainkan perjalanan yang membentuk karakter.

Refleksi: Titik Awal Perjalanan Panjang

Blog ini menjadi pembuka dari seluruh ceritaku selama kuliah—karena semuanya benar-benar dimulai dari fase adaptasi ini. Tanpa proses memahami diri sendiri dan lingkungan baruku, mungkin aku tidak akan bisa melangkah sejauh ini dalam organisasi, proker, proyek teknis, hingga kompetisi.

Perjalanan kuliah masih terus berjalan, dan aku bersyukur bisa menulis ulang langkah pertamaku di sini.

Jika kamu tertarik mengikuti ceritaku lebih jauh, kunjungi blog lainnya.