Pertemanan di organisasi memiliki rasa yang berbeda dibanding pertemanan biasa di kelas. Bukan karena intensitasnya saja, tetapi karena prosesnya. Di organisasi, kita mengalami banyak hal yang tidak kita temui di luar: rapat malam yang melelahkan, deadline yang mendesak, acara yang penuh tekanan, hingga momen-momen kecil ketika satu divisi saling membantu tanpa diminta. Semua itu menciptakan ikatan yang terbentuk bukan hanya dari obrolan santai, tetapi dari perjuangan bersama. Teman organisasi sering kali menjadi orang yang kita hubungi pertama kali ketika ada masalah internal, atau orang yang mengerti betapa sulitnya menjalankan proker tertentu. Mereka melihat sisi diri kita yang mungkin tidak terlihat oleh teman lain—mulai dari stres, bingung, sampai tawa lepas ketika semua akhirnya selesai. Pertemanan ini terasa lebih tulus karena tumbuh dari kerja sama, dari saling menguatkan saat keadaan rumit, dan dari rasa memiliki terhadap tujuan yang sama. Dan meski organisasi punya masa berakhir, hubungan yang terbentuk di dalamnya sering bertahan lebih lama daripada jabatan atau struktur kepengurusan—karena ia tidak dibangun dari waktu, tetapi dari pengalaman yang dilewati bersama.