Proyek & Akademik: Perjalanan Membangun Kemampuan Teknis

Davin Alifianda Adytia/24-11-2025/003

Pembuka

Jika organisasi membentuk karakter dan leadership-ku, maka akademik dan proyek-proyek teknis adalah tempat aku benar-benar ditempa sebagai mahasiswa IT. Di sinilah aku belajar menghadapi error, membangun sesuatu dari nol, dan menyadari bahwa kemampuan teknis tidak datang dari teori saja — tetapi dari proses panjang yang penuh trial and error.

screenshot 2025 11 22 195134

Memulai Perjalanan sebagai Mahasiswa Teknik Informatika

Dalam dunia IT, belajar bukan hanya membaca modul atau mengikuti perkuliahan. Setiap materi biasanya diakhiri dengan tugas besar atau proyek yang memaksaku untuk benar-benar memahami konsepnya. Dari sini aku mulai terbiasa dengan: membaca dokumentasi, mencari solusi sendiri, debugging hingga larut malam, dan belajar dari kesalahan.

Awalnya terasa berat. Tetapi semakin banyak proyek yang kukerjakan, semakin aku sadar bahwa setiap error adalah guru yang menyamar.

rapat1

Pengembangan Aplikasi

Ada banyak proyek yang kujalani, dari yang kecil sampai yang cukup kompleks. Beberapa proyek yang paling berkesan:

1. WICARA
Platform untuk aspirasi dan rating akademik.
Di sini aku belajar bagaimana membuat fitur yang benar-benar dipakai banyak orang.

2. Gudangku
Aplikasi manajemen inventaris.
Aku belajar tentang sistem CRUD, autentikasi, dan alur logistik sederhana.

3. TukarIn
Aplikasi smart waste collection berbasis QR.
Proyek ini mengajarkanku tentang integrasi front-end, back-end, dan database.

4. SENTRA
Sistem pemantauan taman dan sungai berbasis IoT.
Menggabungkan sensor, dashboard, API, hingga tampilan data realtime — proyek yang cukup menantang namun sangat memuaskan ketika berhasil bekerja.

5. Smart Parking System
Proyek modern dengan Next.js, Prisma, Postgres, dan Shadcn UI.
Di sinilah aku mulai belajar konsep industry-level development: struktur proyek rapi, komponen reusable, dan autentikasi yang aman.

Dari semua ini, aku belajar bahwa kemampuan teknis tidak dibangun sekali jalan — tapi dengan mengulang proses yang sama berkali-kali hingga menjadi kebiasaan.

thankyou

Struggle Teknis: Error, Deadline, dan Debugging Tanpa Henti

Ada banyak momen yang membuatku hampir menyerah, tetapi justru dari momen-momen itu aku belajar cara berpikir komputasional. Setiap bug yang berhasil kupecahkan memberi rasa puas tersendiri.

Dari semua pengalaman ini, aku belajar beberapa hal penting:
1. Dokumentasi adalah sahabat terbaik.
Banyak masalah bisa selesai hanya dengan membaca dokumentasi.
2. Tidak menyerah adalah skill.
Sering kali solusinya sudah dekat, hanya butuh dicoba sedikit lagi.
3. Belajar itu spiral, bukan garis lurus.
Aku akan kembali lagi ke materi lama, tapi dengan pemahaman yang lebih baik.
4. Bekerja dalam proyek membuatku disiplin.
Ada timeline, ada standar, ada tanggung jawab.
5. Kemampuan teknis membentuk cara berpikir.
Aku jadi lebih sistematis, sabar, dan logis dalam melihat masalah.

Proyek-proyek ini bukan hanya tugas kuliah — tetapi pondasi kemampuan yang akan aku bawa ke dunia kerja. Ini menjadi modal penting untuk langkahku ke depan, entah itu bekerja di industri teknologi, mengembangkan produk sendiri, atau melanjutkan studi lebih tinggi.

Jika kamu tertarik mengikuti ceritaku lebih jauh, kunjungi blog lainnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *